Minggu, 10 April 2011

Cerita untuk "Celebration Easter Vok.ked UI 2011"

Thema: Loving God Loving People
by: Else nervita
10 April 2011
Seperti kebanyakan orang, teman saya yang berulang tahun menawarkan traktiran kecil pada saya. Dipinggiran jalan besar, ada sebuah tempat makan Mie Ayam yang enak dan lezat, namun harganya terjangkau.
Duduklah saya bertiga dengan teman saya yang lainnya, menunggu sang abang mie membawakan pesanan kami.
Waw....Asap mengepul dengan hawa panas yang sungguh membuat perut semakin gemetar.


Sebelum hidangan kami disajikan, disebuah bangku panjang, tidak jauh dari hadapan kami, datanglah sebuah keluarga kecil. Kelihatannya hidup mereka jauh dari kesederhanaan.
Pakaiannya agak kusam dan berbau.

Seorang ayah, ibu dan anak mereka yang tampaknya menderita gangguan mental. Si anak sepertinya baru sembuh dari suatu penyakit dan sedang menarik ingusnya keluar masuk.
Ingusnya itu kehijauan dan keluar masuk seperti angka sebelas. Sang Ibu dengan penuh kasih sayang mengelap ingus anaknya yang dari tadi banyak keluar masuk.
Pasangan muda itu terlihat sangat bahagia melihat anaknya memainkan sumpit diatas meja.


Tak lama kemudian, Miepun datang. keluarga itu makan dengan lahapnya.
Namun apa yang terjadi disekitar ?
Dengan kondisi bau dan tarikan ingus mengganggu, para pembeli yang sedang makan, meminta si abang mie membungkuskan makanannya, sebagian dari merega ada yang buru-buru pergi meninggalkan tempat itu, begitu pula saya dan salah seorang teman saya merasakan hal ang sama.


Sesekali terlihat raut kecewa, sedih, rendah diri dan terasing dari muka kedua orangtua ini.
Hanya saja, seorang teman saya masih melahap mie dan memainkan sumpit ditengah kondisi seperti ini. Hal ini membuat pasangan muda ini kembali tersenyum.
Sungguh saya tidak mengerti apa yang sedang teman saya ini lakukan. Tidak ada rasa jijik.


Setelah mie habis, kamipun pulang. Diperjalanan, saya menanyakan hal tadi, teman saya menjawab, jika ia meninggalkan keluarga tersebut disaat mereka sedang bergembira, keluarga itu akan merasa terpukul, tidak berharga, terasing dan putus asa.
Si suami sedang memberi yang terbaik bagi keluarganya. mereka bersukacita merayakan kesembuhan anaknya. Si suami telah mengeluarkan uang yang bagi mereka cukup mahal dari hasil kerja keras, hanya untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya. Uang itu tidak begitu banyak bagi ukuran kami, namun tidak dengan keluarga itu.


Sungguh luar biasa. Saya hanya tertunduk malu dalam hati dan menyadari, inilah cara yang paling sederhana untk mengasihi sesama. Mengasihi tanpa mengatakan sesuatu.


Oleh karena itu teman-teman, seulas senyum, menahan perkataan yang dapat melukai orang lain, menahan rasa bau atau jijik, suatu lelucon, persahabatan yang akrab, memaafkan sesama dan menolong yang kesulitan merupakan ungkapan kasih yang layak dilakukan.


Kekuatan kasih terletak bagaimana melakukan kasih bukan mengimani saja. Cobalah mengasihi dengan cara Allah.


Thank You^^ God Bless

Tidak ada komentar:

Posting Komentar